Transportasi Massal yang Masih Jauh dari Harapan…

Kereta Surabaya-Malang

Yeah… Bagi orang seperti saya yang sering mudik bolak balik mondar mandir ke luar dan ke dalam kota jelas transportasi massal adalah hal yang sangat penting… Tidak memungkinkannya untuk naik kendaraan pribadi karena cuman sendirian dan masalah waktu jelas terpaksa menggunakan angkutan umum… Untuk bolak balik Jogja – Surabaya sendiri bus selalu jadi andalan, selain itu kereta adalah solusi kalau sedang males naik bus… Tapi transportasi massal baik bus maupun kereta tersebut jelas masih jauh dari kata aman dan nyaman… Begh, kalau naik bus atau naik kereta sering banget meratapi nasip :mrgreen:

Naik kereta api diesel memang kalau soal keberangkatan tergantung jadwalnya… Apesnya kadang kereta datang tidak sesuai dengan jadwal alias molor… Seperti yang pernah saya alami ketika naik kereta dari Surabaya menuju Malang (klik)… Selain itu masalah yang lain adalah jadwalnya kadang tidak terintegrasi… Misal saya berangkat dari Jogja ke Surabaya atau ke kota lainnya… Karena keretanya berhenti di stasiun Jogja dan saya naik kereta dari Wates maka harus naik kereta lain dulu (Prameks misalnya)… Nah, jadwal kereta dari stasiun desa ke stasiun pusatnya nyambung ga tuh…?? Kalau disuruh nunggu sih masih mendingan, lha kalau ketinggalan…??

Selain jadwal, permasalahan kereta lainnya adalah soal fasilitas di kereta… Memang saat ini kereta sudah cukup berbenah bila dibandingkan dengan waktu saya kecil… Kereta ekonomi pun sekarang sudah tidak ada yang berdiri, kecuali KA Penataran yang pernah saya naiki, entah kenapa masih ada yang berdiri (klik)… Mengenai fasilitas kereta api dari dua kali terakhir saya naik kereta api entah kenapa kok ya selalu ACnya bocor… Netes kemana mana tuh air ACnya sehingga membuat kerepotan orang yang duduk di bawah AC… Belum lagi pintu kereta yang tidak tertutup sempurna sehingga dapat membahayakan penumpang, selain itu ya ACnya ngowos keluar… Dan satu lagi, jadwalnya lebih sering molor dari pada tepat waktu, wew…

terminal Bungurasih, Surabaya

Naik bus, ini yang paling saya andalkan ketika mondar mandir dari Jogja ke Surabaya… Enaknya sih jadwal keberangkatan bus dari Jogja ke Surabaya atau sebaliknya tiap jam selama 24 jam mesti ada… Tapi dari Wates menuju Jogja saya harus naik bus ekonomi dengan kondisi bus yang sangat jauh dari layak… Kebanyakan memang bus ekonomi dengan trayek ini kondisinya kurang bagus lagi…

Jadwalnya yang selalu ada tapi… Meskipun selalu ada selama 24 jam tapi sebenernya bus bus tersebut tetap berangkat sesuai jadwalnya lho… Misal bus ini dengan plat nomor sekian berangkat dari Jogja ke Surabaya jam sekain… Tapi masalanya kadang juga tidak sesuai jadwal… Kemaren saya dari Jogja ngincar salah satu bus yang tergolong baru yang dijadwalkan berangkat dari Jogja jam 21.45… Tapi ketika saya lagi nonton TV di ruang tunggu terminal sudah terlihat busnya ngetem menaikkan terminal… Langsung buru buru menuju bus dan bus inceran saya ini ternyata jadwalnya maju, jam 21.00 sudah berangkat menuju Surabaya… Apesnya saya dari Surabaya balik ke Jogja, ketinggalan bus yang juga saya incer… Dan kalau mau naik bus dengan tujuan akhir yang sama musti nunggu sekitar 1 jaman lagi, dari pada saya sampai rumah kemaleman maka saya naik yang jurusan akhir kota lain tapi berhenti di Jogja, karena biasanya sopirnya ngebut dan lebih cepet sampai Jogja :mrgreen:

Transportasi Massal yang Masih Jauh dari Harapan…

Selain itu di terminal juga akan banyak dijumpai para calo… Ini yang paling menyebalkan karena akan membujuk rayu calon penumpang agar mau ikut bus yang direkomendasikan… Saran saya jangan mudah percaya sama calo bus deh… Pernah saya mau ke Surabaya katanya bus yang akan saya naiki ga operasi dan mendingan naik bus yang dia rekomendasikan… Tapi ya saya cuek cuek aja dan menuju tempat ngetem bus langganan… Buktinya bus langganan yang akan saya naiki tadi tetap beroperasi tuh… Entah kenapa para calo ini tumbuh subur di terminal terminal dan entah kenapa juga pihak berwajib tidak menertipkan para calo ini… Karena keberadaannya sangat amat mengganggu penumpang…

Last, sepertinya memang transportasi massal di Indonesia masih amat jauh dari harapan… Masih banyak yang perlu dibenahi lagi agar lebih aman dan nyaman… Kalau masih saja seperti ini terus ya jangan kaget kalau pertumbuhan kendaraan pribadi meningkat tajam setiap tahunnya… Saya sendiri sebenernya lebih mengidam idamkan kemana mana naik transportasi massal seperti bus, kereta, pesawat, atau bahkan kapal laut… Tapi kondisi transportasi massal di Indonesia yang jauh dari bayangan saya jelas bikin nyesek dan males juga… Hasta maƱana…

Bagikan artikel:
Avatar of Ardian

LajuMotor.com merupakan website seputar dunia otomotif roda dua maupun roda empat Indonesia maupun dunia...

7 thoughts on “Transportasi Massal yang Masih Jauh dari Harapan…”

  1. kalau mau tanya alat transportasi massal tanya sang ahli Kawasaki Heavy Industries. banyak dipake d Jepang.USA.China.Taiwan. Singapore.dsb

    Reply
  2. Jangankan transportasi darat dan laut. Lha wong pesawat aja sering telat sampe berjam2 (biasanya sih diumumkan sebagai “alasan operasional”), dan di Juanda masih ada calo juga yg nawarin tiket. Dan pesawat juga jadwalnya masih ada yg belum terintegrasi.

    Sebagai pengguna kereta api dan pesawat, saya khususnya apresiasi kemajuan pelayanan kereta api. Dibanding empat tahun lalu, pelayanan kereta api sudah jauh lebih baik. Sedangkan pesawat kemajuan pelayanannya dalam kurun waktu yg sama belum semaju kereta api.

    Kalo kapal laut dan bus antar kota saya sudah lama sekali tidak menggunakan, sehingga tidak tahu perkembangannya.

    Reply
    • Wabil khususon pesawat (transport udara), ada satu “kendala” yg tidak nampak dimata konsumen, yakni kapasitas bandara yg sudah tidak menampung jumlah flight dari maskapai.

      Jadi ceritanya maskapai sudah “semangat” membangun rute2 baru, nambah frekuensi flight, nambah armada, dst… Sayangnya penyedia jasa bandara “telat” mengimbangi pertumbuhan ini. Hasilnya ya seperti yg dilalami banyak konsumen spt Mas Eko ini (telat berjam2 dg alasan operasional, dll), itu salah satunya karena efek “bottle neck” traffic di bandara asal/tujuan.
      Saya pernah kok, sudah kelihatan bandara dibawah, tapi diputer2 diatas 30 menit cuma nunggu giliran landing, juga pernah alami pesawat sudah keluar parkiran terminal, tapi antri 30 menit sampe benar2 take -off (bayangkan efeknya bagi penumpang lain di ruang tunggu)

      Operasional Bandara T3 Ultimate Soekarno Hatta, Cengkareng, sebenarnya bisa dibilang telat 5 tahun kalo melihat jumlah penumpang yg bergerak di CGK itu sejak 2010, dan bandara kota besar lain (di ibukota propinsi) juga harus siap ekspansi juga utk mengimbanginya

  3. Tidak bisa dipungkiri, pemerintah sbg regulator juga tetap harus intervensi (meski tetap ada batasnya) agar bisnis transportasi massal yg dikelola swasta tetap menarik secara bisnis (utk yg selain kereta api ya), jadi pengusaha/investor juga mau berkompetisi utk memberikan layanan yg terbaik meski utk kelas ekonomi.

    Saya pikir subsidi/insentif utk bus kelas ekonomi tetap diperlukan, agar sisi safety tetap diperhatikan juga oleh pengusaha bus tsb.

    KRD di regional lain mungkin baru akan bisa optimal kalau manajemennya dipisah dari DAOP, seperti commuter line di jakarta.

    Reply

Leave a Comment